Demam bersepeda sekarang ini bak jamur di musim hujan. Melimpah ruah, dari anak kecil, remaja, dewasa, kakek, nenek, encang, encing, emak, dan babe, semua pada gemar naik sepeda. Faktor utama yang mendorong adalah keinginan kembali beraktivitas outdoor.
Jadi agak lebih sehat gaya hidupnya. Konon masyarakat cenderung membeli sepeda saat ini dan tidak menggunakan transportasi umum juga disinyalir menjadi salah satu alasan upaya membeli sepeda di masa pandemi ini. Walaupun kita enggak tau kapan masa pandemi berakhir.
Sebenarnya kalau year on year, toko sepeda baru merasakan peningkatan penjualan sepeda pada akhir bulan Mei dan Juni 2020. Sempat di bulan Maret terjadi penurunan yang cukup drastis. Tapi menjelang bulan April itu udah sedikit pulih. Dan benar-benar bisa dibilang menjadi trending setelah lebaran.
Berdasarkan pantauan dari beberapa toko di sepanjang jalan Taman Asri Jakarta, rata-rata toko mengalami kenaikan penjualan hingga 2x lipat setiap harinya. Jika sebelum pandemi, sehari 1 toko sepeda bisa menjual 8 hingga 10 unit. Saat pandemi sekarang setiap toko bisa menjual hingga 20 unit sepeda setiap harinya. Atau mungkin estimasi sebenarnya mencapai peningkatan dua sampai empat kali lipat.
Catatan angka domestik memperkirakan penjualan sepeda selama ini telah mencapai 2 juta s/d 2,5 juta unit selama 1 tahun. Bahkan bisa diperkirakan angka penjualan menembus hitungan 3 juta unit bisa laku. Hal yang disebabkan tingginya animo dari masyarakat desa maupun kota yang ingin bersepeda.
Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono mengatakan, data internal perusahaan mencatat aktivitas bersepeda makin diminati konsumen khususnya di masa new normal. Terlihat dari angka persentase penjualan sepeda di platform buka lapak yang mengalami kenaikan cukup pesat, yakni hingga 400% pada bulan Juni hingga Juli.
Informasi lain pun menyatakan hal serupa. Ketua asosiasi industri persepedaan Indonesia, Rudiono mengakui adanya lonjakan permintaan yang membuat produsen sepeda meningkatkan kapasitas produksinya hingga 30%. Setidaknya sepeda booming berhasil membuat perusahaan terhindar dari proses mem-PHK karyawan kala banyak usaha lainnya tergoncang.
Ketika saat ini masyarakat dituntut untuk menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, sejumlah orang memilih bersepeda. Model sepeda lipat menjadi primadona. Selain mudah, sepeda lipat dapat dibawa dan tidak membutuhkan ruang besar untuk menaruhnya.
Tren bersepeda tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurut kantor berita reuters, pandemi ini membuat kenaikan pembelian sepeda di sejumlah negara di dunia, diantaranya: Amerika Serikat, Kanada dan Perancis.