Sebenarnya masyarakat yang masuk sebagai inovator di UMKM disebabkan mereka tidak bisa memiliki eksistensi di sektor formal. Hal yang sebenarnya ditopang oleh persyaratan menjadi karyawan pada perusahaan besar itu sulit.
Alih-alih !! Mereka kemudian mewujudkan pemikiran dan idenya dengan mengkreasikan skill yang dimiliki melalui pembentukan usaha kecil dan menengah. Dari jenjang tersebut terbentuklah model perekonomian kerumunan. Yakni sebuah magnitudo interaksi ekonomi yang memaknai ekonomi gotong royong sebagai konsepsi dasar perkembangan usaha rakyat.
Kenyataan hasil yang direalisasikan pun tidak kepalang tanggung. Saat ini UMKM memiliki peran yang sangat besar baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kontribusi UMKM terhadap PDB (Pendapatan Domestrik Bruto) mencapai lebih dari 60%, selain itu sektor UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar. Data menyebut jumlah UMKM saat ini mencapai 27 juta hingga 60 juta.
Terkait kenyataan kerja di lapangan, model perekonomian kerumunan memiliki banyak keunggulan dan cenderung lebih fleksibel. Contohnya: kalau satu atau banyak UMKM gulung tikar, masih banyak usaha yang lain, yang bisa menopang. Berbeda dengan ekonomi berbasis konglomerasi. Satu konglomerasi gagal akan berpengaruh pada ekonomi yang lain, seperti yang terjadi pada tahun 1998.
“Agar ekonomi kerumunan bisa terstruktur, caranya adalah formalisasi dunia usaha,” ungkap Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah saat diskusi Empat Pilar bertema ‘Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi’ di Media Center, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR RI, Selasa (1/9/2020).
Hadir pula pada pembicaraan itu anggota MPR Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron, anggota MPR Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno, dan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan.
Untuk optimalisasi UMKM menurut Firmanzah sambungnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah. Yakni:
- Dana stimulus yang sudah dianggarkan harus segera direalisasikan.
- Stimulus yang ada harus tepat. Jangan sampai salah sasaran.
- Harus kontekstual, artinya ada daerah-daerah dimana populasi UMKM-nya perlu menjadi fokus dari kebijakan stimulus.
- Fleksibilitas menjadi keunggulan UMKM. Untuk itu pemerintah harus mampu mendorong agar pelaku UMKM diberi pembekalan cara cepat berpaling atau berpindah usaha bagi yang mengalami gulung tikar.