Ditengah ekonomi global yang terkontraksi, perkembangan teknologi digital membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai “new growth engine.” Perubahan perilaku terlihat sudah terjadi, khususnya terkait penggunaan digital payment.
Berdasarkan data McKinsey Juni 2020, catatan positif saat ini untuk penjualan e-commerce mengalami peningkatan sebesar 26 persen dan menggaet hasil 4,8 juta transaksi per hari. Itu artinya, Fenomena ini merupakan salah satu kondisi yang menguntungkan di tengah pandemi virus covid-19.
Hal yang disebabkan masyarakat diwajibkan untuk melakukan mayoritas pekerjaan dari rumah, sehingga mendorong penggunaan teknologi bagi berbagai kebutuhan. Maka tentunya digitalisasi disebut menjadi kunci “new growth engine” bagi UMKM untuk dapat bertahan di masa pandemi saat ini.
Masyarakat dengan PSBB terpaksa harus shifting melalui proses belajar. Dan keputusan tersebut memiliki dampak positif bagi yang tadinya tidak pernah belanja online, mau tidak mau mereka harus memberikan konsep baru bagi perilaku itu. Efeknya pembayaran digital turut meningkat akibat adanya penggunaan teknologi secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Mei 2020, aktivitas ekonomi e-commerce tercatat naik hingga 40,6%. Tapi disisi lain ada sektor yang mengalami penurunan, yaitu sektor kuliner dan traveling, menjadi kategori yang konsumsinya kurang diminati masyarakat saat masa pandemi.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, masa pandemi membuat masyarakat mengalihkan konsumsi prioritas ke pemenuhan kebutuhan primer, yaitu naik 52,6%, kemudian kebutuhan sekolah sebesar 34%, dan personal care naik 29,1%.
“Baru 8 juta pelaku UMKM yang hadir dalam platform digital,” lanjut pernyataan Teten Masduki yang dilansir oleh situs resmi GRAB, Selasa (1/9/2020), “Aktivitas pelaku UMKM dalam platform digital juga masih terjegal isu sustainability, yang mana patut mendapat perhatian lebih.”
Grab tercatat sejak Maret 2020, telah meluncurkan lebih dari 24 inisiatif baru untuk meringankan dampak pandemi bagi UMKM, maupun mitra Grab lainnya. Inisiatif-inisiatif tersebut antara lain: kerja sama Kementan dengan Pasar Tani, pemasaran dan penjualan hasil laut lewat GrabMart untuk nelayan di Ambon, serta pula Grab telah menjalin kerjasama dengan 170 ribu UMKM dan lebih dari 32 ribu pedagang tradisional.
Berdasarkan riset Center for Strategic and International Studies (CSIS), dan Tenggara Strategics pada Januari 2020, pekerja informal dari platform Grab berkontribusi sebesar Rp. 77,5 triliun bagi ekonomi Indonesia pada 2019. Angka ini meningkat 58% dari Rp. 48,9 triliun pada 2018.