100 perusahaan lebih telah berkomitmen untuk tidak memasang iklan pada platform yang dimiliki Facebook. Boikot dilakukan sebagai bentuk protes karena facebook dinilai gagal atasi ujaran kebencian. Saham raksasa raja sosial media tersebut pun anjlok.
Kampanye diluncurkan sejak tanggal 17 Juni 2020. Langkah pertama banget dimulai oleh Unilever yang memutuskan menyetop iklan, setidaknya hingga akhir tahun ini. Diikuti Coca-Cola sebagai salah satu pengiklan terlaris yang mendukung kampanye bertajuk #StopHateforProfit yang digencarkan oleh kelompok aktivis hak asasi manusia di Amerika Serikat. Selain itu ada juga Levi’s, Dockers, Hersheys dan sebagainya.
Dari usaha pengecer outdoor dan perusahaan-perusahaan pakaian, seperti The North Face, REI, Eddie Bauer, Arc’terxy dan Patagonia, hingga perusahaan otomotif seperti Honda, mereka juga sudah melakukan hal yang serupa. Join ramai-ramai menghentikan iklan di platform media sosial tersebut.
Respon Pemilik Facebook.
Mark Zuckerberg berusaha mengatasi masalah melalui pemberian label pada konten yang layak diberikan. Dari kebijaksanaan itu, facebook juga akan memantau semua postingan dan iklan terkait pemilu yang memiliki tautan link ke info ataupun website resmi.
Tidak terkecuali Facebook juga akan turut melabeli postingan dari para politisi. Berarti juga termasuk postingan Presiden Donald Trump yang kerap dianggap bermasalah. Kemudian Facebook juga akan melarang iklan yang mengklaim orang-orang dari kelompok organisasi tertentu, berdasarkan: ras, agama, parameter budaya berbahaya dan status imigrasi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan pengguna.
Jelas Facebook merupakan raksasa teknologi yang menguasai media sosial dunia hingga saat ini. Mereka memiliki Instagram dan WhatsApp, yang kedua-duanya sangat populer di genggaman masyarakat planet. Berarti tidak ada yang menyerupai Facebook dimanapun perkembangan company teknologi berada, bahkan ketika sebagian besar kepentingan masyarakat jijik kepada perusahaan.
Catatan Pendapatan Iklan.
Facebook memang powerfull, karena Facebook memiliki beragam sumber pendapatan. Banyak dari mereka, besar dan kecil, semua terbukti sangat terbantu. Karena banyak keunggulan kompetitif yang sangat berpengaruh di lantai bursa.
Pada tahun 2018 saja, Facebook berhasil meningkatkan pendapatan dari iklan digital sebesar 22,1 miliar dollar AS atau meningkat 39,6% dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2019 pun begitu juga, yakni raihan laba kotor mencapai 29,95 miliar dollar AS. Sedangkan selama periode tahun 2020 ini, pendapatan iklan Facebook diprediksi sebenarnya dapat naik, at least 4,9% ke 31,43 miliar dolar.
Sudah jelas bahwa secara keseluruhan, aplikasi facebook memiliki luas format dan kuantitas jangkauan yang dicari pemasar ketika datang untuk terlibat dengan audience. Mereka menempatkan iklan agar bisa dilihat oleh 2,7 miliar orang di seluruh dunia yang menggunakan Facebook, Instagram, WhatsApp atau messenger setiap bulan.
Honda motor company telah menghabiskan nilai fantastis sebesar 1,39 miliar dolar untuk beriklan di Facebook dan tercatat sebagai pengiklan terboros ke 33 di AS. Yang berarti juga diikuti oleh Unilever yang sudah menyumbang lebih dari 42 juta dollar Amerika Serikat. Belum terhitung 118 perusahaan lainnya.
Melihat kenyataan tersebut, Facebook pun bersikap legowo dengan menghormati apapun keputusan sejumlah perusahaan yang telah memboikot mereka. Apalagi setelah sejumlah analisis menyebutkan bahwa aksi boikot perusahaan terhadap Facebook tidak akan memiliki dampak yang signifikan dalam jangka panjang.