Brand Adventure Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • EPISODE
  • UNDUH
  • TANYA JAWAB
  • HUBUNGI KAMI
  • KEANGGOTAAN
  • MEMBER LOGIN
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • EPISODE
  • UNDUH
  • TANYA JAWAB
  • HUBUNGI KAMI
  • KEANGGOTAAN
  • MEMBER LOGIN
No Result
View All Result
Brand Adventure Indonesia
No Result
View All Result
Home Branding
Mengapa kita harus mempertimbangkan anak – anak sebagai target market yang berpotensi

Mengapa kita harus mempertimbangkan anak – anak sebagai target market yang berpotensi

Yogi Iskandar by Yogi Iskandar
Oktober 16, 2018
in Branding, E-commerce, Marketing
393 13
0
558
SHARES
2.5k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Saat membuat bisnis atau produk/brand yang baru, kita bisa menggunakan beberapa cara. Bila kita sudah memiliki ide untuk produk kita, kita dapat melakukan riset terhadap market – market yang akan tertarik untuk membeli produk kita. Begitu juga sebaliknya. Bila kita sudah mempunyai ide untuk berbisnis di sebuah market, kita bisa mencari tahu apa yang dicari di market tersebut dan membuat produk yang akan sesuai dengan keinginan – keinginan mereka. Artikel kali ini ditulis untuk calon pebisnis yang belum mempunyai ide untuk produk maupun market yang ingin ditargetkan. Memberikan rekomendasi untuk membuat produk dari sebuah ide daripada keinginan market sedikit sulit karena ide tersebut biasanya tercetus dari inspirasi diri sendiri. Karena itu, artikel ini akan menggunakan cara kedua dan mengusulkan sebuah market atau, lebih spesifiknya, mengapa anak – anak adalah sebuah market yang pantas untuk dipertimbangkan sebagai target market yang berpotensi.

Ada banyak alasan mengapa anak – anak adalah market yang patut untuk diperhatikan namun salah satu alasan yang paling besar adalah karena anak – anak dapat menjadi 3 market yang berbeda: direct market, influence market, dan future market.

Anak – anak sebagai direct market

Direct market adalah pasar yang memiliki ciri khas umum. Disini, anak – anak adalah para pelanggan dan kita adalah penjualnya. Secara direct market, anak – anak tidak memiliki profitabilitas yang terlalu tinggi; disposable income (pendapatan yang siap untuk dibelanjakan) mereka terbatas. Pebisnis – pebisnis yang beroperasi di market ini adalah pedagang – pedagang yang berjualan di dekat sekolah. Mereka menjual jajanan pasar atau mainan yang akan dibeli pada saat jam makan siang atau saat anak – anak pulang sekolah. Ada beberapa yang menjual produk mereka di jalanan tetapi juga ada yang menjual dalam toko – toko kecil.

Untuk beroperasi dalam market ini, apa yang kita harus lakukan cukup sederhana; penuhi keinginan atau kebutuhan mereka dan mereka akan membeli produk kita.

Anak – anak sebagai influence market

Influence market adalah pasar yang sedikit berbeda dari market yang biasa. Di market – market sejenis ini, pembeli dan konsumen berbeda. Dalam market ini, anak – anak memiliki disposable income yang lebih tinggi. Alasannya adalah walau anak – anak adalah konsumen produk kita, pembeli produk kita adalah orang tua atau anggota keluarga lain mereka. Contoh produk – produk yang dijual di kategori ini adalah mainan – mainan yang dijual di toko mainan atau permen dan makanan ringan yang dijual di supermarket; produk – produk yang memenuhi keinginan anak – anak tetapi memerlukan biaya yang lebih tinggi dari uang jajan mereka.

Untuk beroperasi dalam market ini, kita harus dapat memenuhi keinginan anak – anak sekaligus orang tua mereka. Kita memenuhi keinginan anak – anak agar mereka tertarik untuk membeli produk kita dan memenuhi keinginan orang tua mereka agar mereka setuju untuk membeli produk kita. Contohnya adalah bila kita menjual permen. Untuk menarik anak – anak, kita bisa memberi tahu betapa enak dan manis permen tersebut, tetapi hal tersebut bisa membuat orang tua mereka berpikir bahwa permen tersebut sangat tidak sehat, dan akhirnya mereka tidak akan membelinya. Bila ingin beroperasi di market ini, kita harus bisa memasarkan produk kita dengan memikirkan pembeli dan konsumen produk kita. Beroperasi di influence market berarti kita dapat akses ke profitabilitas yang lebih tinggi tetapi harus mempertimbangkan keinginan orang tua dan anaknya, namun beroperasi di direct market berarti kita hanya harus mempertimbangkan keinginan anak – anak tetapi memiliki pelanggan dengan disposable income yang lebih sedikit.

Anak – anak sebagai future market

Future market adalah pasar yang akan terbentuk di masa depan dan adalah market yang kita akan akses bila memiliki anak – anak sebagai pelanggan. Banyak dari brand dan produk – produk yang dikonsumsi kita sebagai anak – anak akan kita ingat sampai waktu dewasa. Ini adalah faktor nostalgia yang akan membantu brand dan produk macam apapun. Saya sendiri masih mengingat tempat makan yang saya sering kunjungi bersama teman – teman pada waktu SMA. Permen yang dimakan, film yang ditonton, musik yang didengar, semuanya akan terasa lebih spesial bila produk – produk tersebut adalah hal – hal yang dikonsumsi kita waktu masa kecil. Dari sisi ini, anak – anak adalah semacam investasi yang dikeluarkan bisnis kita untuk market yang tercipta di masa depan. Investasi tersebut tidak akan memberi hasil dalam sebulan, dua bulan, ataupun beberapa tahun. Bahkan mungkin tidak akan menghasilkan apa – apa sebelum berpuluh – puluh tahun mendatang. Namun memiliki faktor nostalgia yang mungkin timbul di masa depan akan menjadi suatu aset yang sangat berguna untuk bisnis apapun.

Kesimpulannya

Anak – anak adalah target market yang mempunyai potensi yang sangat besar. Dengan mereka sebagai target market, kita akan memiliki akses ke 3 market: direct market, influence market, dan future market. Walau dalam artikel ini, kelihatannya 3 market tersebut terpisah, namun kita dapat beroperasi di dalam 3 market itu secara sekaligus. Kita bisa menawarkan produk dengan harga yang dapat dijangkau oleh disposable income mereka, selagi menawarkan juga produk yang sedikit lebih mahal tetapi akan lebih menarik untuk mereka. Selain itu, kita bisa memperkuat brand kita agar mereka akan mengingat kita sampai masa dewasa mereka, dimana mereka akan memiliki perasaan nostalgia terhadap produk dan brand kita. Yang pasti, memutuskan anak – anak sebagai target market kita tidak akan menjadi sesuatu yang murah dan perjalanannya pun akan panjang, tetapi keuntungan yang akan didapat pasti akan setimpal.

Related Posts:

  • Berpikir Terbalik_YT Thumb_18
    Kenali Calon Pembunuh Brandmu
  • Berpikir Terbalik_YT Thumb_14_3
    Bisnis jadi gelap, kalo tidak paham ini!
  • Berpikir Terbalik_YT Thumb_Eps 16
    Serba Salah dalam Membangun Brand
Previous Post

Coklat Ndalem – ”Ndalem yang Bermakna Dalam”

Next Post

Generasi Milenial dan Merek

Next Post
Generasi Milenial dan Merek

Generasi Milenial dan Merek

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PANDUAN MEMBANGUN BRAND

PANDUAN MEMBANGUN BRAND

Kategori

  • Berita (49)
  • Berpikir Branding (13)
  • Biografi (3)
  • Branding (67)
  • E-commerce (16)
  • Episode BAI (184)
  • Iklan (18)
  • Jalan Terbalik (18)
  • Kata Bang Roy (4)
  • Manajemen (36)
  • Marketing (35)
  • Media Sosial (8)
  • Meja Kurator (9)
  • Navigasi Brand (5)
  • Petualangan BRILian (18)
  • SDM (26)
  • UKM Nation (2)

Grha Krisbiantoro,
Jalan Bromo K 8 Cibubur,
Jakarta Timur – Indonesia

+62 851 0095 2631 ( Mobile )
+62 21 2984 1896

Sosial Media

Copyright © 2023 Brand Adventure Indonesia - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang NKRI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • EPISODE
  • UNDUH
  • TANYA JAWAB
  • HUBUNGI KAMI
  • KEANGGOTAAN
  • MEMBER LOGIN

Copyright © 2023 Brand Adventure Indonesia - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang NKRI