Kira-kira 3 dasawarsa lalu, Blok M Mall menjadi tempat strategis berkumpulnya anak muda. Gedung perbelanjaan itu selalu riuh dengan pedagang yang menjual produk fashion, kebutuhan rumah tangga, hingga kaset-kaset lawas.
Tapi sekarang kejayaan Blok M Mall sebagai pusat perbelanjaan mulai meredup. Berbeda dari masa kejayaannya di tahun 90 hingga tahun 2000-an silam. Bahkan sebelum pandemi corona melanda, pengunjung Blok M makin hari makin berkurang.
Kini tidak lagi menjadi pilihan anak muda. Adanya Pandemi Covid-19 membuat jumlah pengunjung semakin menurun drastis, bahkan kini tersisa kurang dari 28 kios yang masih beroperasi, seperti ritel pakaian, tas, sepatu, bursa mobil, serta beberapa tempat makan.
Seperti yang diketahui pula, dari pihak pengelola ini sudah ada penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Ada sekitar 75% kios yang menjajakan dagangannya dan aktif beroperasi di Mall Blok M, namun pada saat ini terjadi penurunan sampai dengan 20%.
Hiruk-pikuk eksistensi Blok M Mall dalam ingatan salah satu penjual di tempat ini sejak 1992 adalah pusat keramaian di Jakarta. Berada dekat dengan taman kota, yaitu Tamah Martha Tiahahu. Para pedagang kecil juga bisa ikut berjualan di lorong sepanjang 500 meter yang posisinya dekat dengan tangga jalur terminal.
“Hari ini baru laris satu. Blok M Mall itu sudah mati. Sebelum Covid-19, itu sudah mati. Paling orang-orang lewat Blok M Mall itu cuma transit. Udah enggak ada lagi yang beli,” cerita Pak Kahar secara lugas kepada Harian Kompas.
Kiosnya menjual pernak pernik dan asesoris, seperti ikat pinggang dan dompet, serta celana panjang. Sedangkan toko-toko disebelahkan tampak lengang yang nampak jelas sedang tertutup rapat dan beberapa pengunjung juga hanya sekitar 2 atau 5 pengunjung yang lalu-lalang melihat di lorong Blok M Mall.
Lanjut Kahar menjelaskan, “Enggak nyangka Blok M Mall seperti ini mati. Dulu jalan aja susah, macet. Kalau dulu itu pengunjung seperti mau naik haji. Mau kencing aja susah jalan ke toilet. Bisa 15 menit sendiri,”
Terminal Bis menjadi ikon kawasan Blok M
Kalau ngomongin tentang Blok M, salah satunya yang paling terkenal adalah Terminal nya. Jadi terminal ini sudah ada sejak zaman dulu, sejak era pemerintahan Gubernur DKI Ali Sadikin.
Dulu terminal Blok M menjadi titik transit warga ibu kota. Saat itu bis yang disebut kopaja, mayasari dan metromini memiliki 32 rute bus kota rutin melayani penumpang dari terminal besar Blok M menuju ke seluruh penjuru ibukota, hingga ke daerah penyangga Jakarta.
Dari dulu sampai sekarang terminal ini masih tetap beroperasi. Tapi setidaknya kalau dulu itu mungkin lebih kacau dan lebih semrawut, kalau sekarang lebih teratur. Akibat pembangunan infrastruktur Moda Raya terpadu (MRT) pada tahun 2013. Pembangunan ini berimbas pada pengunjung yang mendatangi kawasan pertokoan Blok M.
MRT inilah yang membuat nama Blok M, yang tadinya mati jadi ramai kembali. Stasiun Blok M dirancang menjadi salah satu stasiun MRT yang memiliki desain dan struktur modern.
Source: Kompas.com (@kompascom)