Brand, Branding, Brand Identity.
Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar kata Brand? Lalu apa bedanya dengan Branding?
Bayangkan jika Anda diminta untuk menyebutkan perusahaan yang memiliki produk ponsel pintar dengan logo buah apel, maka dengan mudah Anda pasti akan menjawab Apple. Jika Anda ditanya lebih lanjut tentang hal-hal yang mengingatkan Anda pada Apple, Anda mungkin akan menyebutkan iPhone, iPad, iWatch, iOS, iTunes, Siri, Steve Jobs, dan lain sebagainya. Semua hal yang Anda ingat yang berhubungan dengan Apple merupakan definisi dari sebuah Brand. Brand yang dalam Bahasa Indonesia berarti merek merupakan representasi dari sesuatu yang ingin ditampilkan ke orang lain, dengan harapan orang tersebut mendapat kesan untuk terus diingat dengan mudah.
Source: www.benzinga.com
Lalu bagaimana dengan Branding?
Seseorang tidak akan mengingat sebuah brand jika tidak ada proses untuk menciptakan sebuah kesan atas brand tersebut. Oleh karena itu, branding perlu dilakukan. Branding merupakan sebuah upaya atau proses yang dilakukan untuk membuat orang lain mengingat tentang suatu hal. Kembali ke contoh awal, Apple. Apple melakukan beberapa upaya untuk memperkenalkan brand-nya agar dikenal oleh masyarakat dimanapun mereka berada. Sesuatu yang dianggap mampu merepresentasikan Apple dibuat hingga pada akhirnya terciptalah logo berupa gambar buah apel yang tergigit yang menjadi representasi visual dari perusahaan Apple dan produk keluarannya. Kini, semua orang di dunia dengan mudah menjawab nama dari perusahaan atau produk keluaran Apple hanya dengan melihat logonya saja, tanpa ada tulisan, tanpa harus bertemu Steve Jobs, dan tanpa harus berada di Apple Inc di Amerika. Tentunya ada upaya lanjutan lain yang dilakukan hingga Apple bisa terkenal sampai sekarang, contohnya marketing, campaign, advertising, inovasi produk, dan lain sebagainya.
Source: www.wikipedia.com
Upaya yang dilakukan tentu saja bervariasi dan disajikan dalam berbagai bentuk. Jika sebelumnya logo dibuat untuk membangun sebuah brand dalam bentuk visual, produk gadget keluaran Apple juga sangat terkenal dengan ciri khas ringtone default yang membangun identitas produk melalui suara. Hal ini juga dilakukan Nokia yang memiliki ringtone default yang melekat diingatan masyarakat hingga sekarang. Apple juga membangun brand dari sisi pengalaman atau experience saat user menggunakan produk-produknya. Salah satu contohnya, gadget keluaran Apple hanya bisa melakukan transfer file dari PC ke device dengan menggunakan aplikasi iTunes. Pengalaman seperti ini tentu tidak akan dirasakan oleh pengguna ponsel berbasis Android yang dengan mudah melakukan transfer file tanpa aplikasi khusus.
Source: www.apple.com
Branding tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dibidang teknologi sekelas Apple, Nokia, dan Android saja. Secara tidak sadar, hampir semua hal yang ada dikehidupan sehari-hari dikemas dan diupayakan untuk lebih dikenal oleh masyarakat. Contoh lain datang dari perusahaan kopi global asal Amerika Serikat Starbucks, yang hadir dengan memberikan pengalaman kepada pelanggannya dengan membubuhkan nama pemesan di cangkir plastik tempat kopi disajikan. Selain memudahkan Anda mengambil pesanan kopi, pemberian nama ini tak jarang memberikan kesan tersendiri bagi beberapa pelanggan yang datang, yang tidak mereka dapatkan di kedai kopi tanpa sistem self-pick order kala itu.
Source: www.sheknows.com
Pada bidang fashion, sebuah brand street wear terkenal asal Amerika bernama Supreme muncul dengan menampilkan desain logo yang minimalis, namun begitu populer oleh masyarakat diseluruh dunia berkat upaya berupa strategi marketing dalam memasarkan dan memperkenalkan produknya secara eksklusif.
Source: www.inovasee.com
Antrian pengunjung di salah satu outlet Supreme saat perilisan produk
Source: www.inovasee.com
Dari dalam negeri, ada GO-JEK yang sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Logo GO-JEK yang didominasi warna hijau cerah memiliki arti kombinasi warna positif yang sesuai dengan misi perusahaan yaitu membawa pengaruh positif pada lingkungannya. Pemilihan warna mencolok tersebut secara tidak langsung juga memudahkan masyarakat untuk mengingat GO-JEK sebagai solusi transportasi yang efektif, mudah, dan murah.
Source: www.alodita.com
Hal-hal yang ditampilkan/dilakukan mulai dari visual, verbal, dan experience, sengaja dibuat sedemikian rupa untuk membangun sebuah brand yang mewakili identitas produk atau perusahaan tersebut. IS Creative menyebutnya sebagai Brand Identity. Membangun brand dalam bentuk visual bisa jadi merupakan upaya yang paling mudah dilakukan, karena dengan melihat orang bisa percaya dan yakin atas apa yang ingin dikenalnya.
IS Creative sebagai salah satu creative agency di Semarang yang fokus pada visual brand identity, memberikan layanan kepada berbagai macam bidang usaha untuk melakukan branding dengan tujuan menciptakan identitas dari usaha tersebut agar diingat dan dikenal oleh masyarakat, khususnya oleh target market-nya.
Irvan Subekti (@irvan_iscreative) adalah Founder & Creative Director dari IS Creative dengan berbagai pengalaman seperti Certificate of Excellenc byLimkokwing Univeristy dan Industry Awards for Excelence: Best interference Design by MSC (Multimedia Super Corrridor) Malaysia pada 2009 serta tean creative IS Creative (fb/ig: iscreativeworks, website agency: iscreativeworks.com, blog Idealist: blog.iscreativeworks.com), sebuah creative agency berlokasi di Semarang yang memiliki passion di bidang Visual Brand Identity yang menciptakan sebuah identitas bagi target market sebuah brand.