Satu hal yang semua pebisnis punya adalah produk. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Artinya, paling tidak dalam konteks bisnis, produk bisa berupa air putih yang dijual di jalanan, ataupun pemijatan yang ditawarkan oleh tukang pijat; produk bisa berupa barang ataupun servis. Apalagi di dunia digital sekarang, barang yang menjadi produk juga bisa berwujud ataupun tidak berwujud (tangible atau intangible); barang yang berwujud seperti tas rajut yang dijual oleh pengrajin tangan, dan barang yang tidak berwujud seperti aplikasi yang dijual secara online. Bila kita adalah seorang karyawan, produk kita bisa saja berupa waktu dan energi yang kita beri kepada perusahaan yang mempekerjakan kita. Tetapi apakah kita betul – betul mengerti apa itu produk kita?
Menurut buku “Marketing Management: Analysis, Planning, and Control” karya Philip Kotler yang ditulis pada tahun 1967, sebuah produk mempunyai 3 level: core product, actual product, dan augmented product.
Core Product
Core product kita adalah level pertama dan adalah inti dari produk kita. Core product kita adalah produk kita dalam bentuk dasarnya. Produk kita dalam level ini tidak berwujud dan adalah konsep abstrak yang menjadi alasan utama pelanggan – pelanggan membeli produk kita. Sebagai contoh, saat seseorang membeli handphone, apa yang sebenarnya mereka beli bisa saja kemampuan untuk berbicara dengan teman – teman dari mana saja. Tetapi, core product kita juga bisa berbeda tergantung dengan pelanggan yang membelinya; menggunakan contoh handphone tadi, bagi seseorang core product-nya bisa berupa kemampuan untuk berbicara dengan teman – teman, tetapi bagi orang lain core product-nya bisa berupa status dan reputasi yang dia dapat saat menggunakan handphone tersebut. Karena core product kita bisa berbeda tergantung orang yang membelinya, apa yang kita harus mengerti adalah core product kita di mata target market kita. Semua produk mempunyai level core product dan pengertian core product tersebut adalah salah satu hal yang paling penting kita mengerti sebagai pebisnis.
Dalam penjelasan 3 level produk, kita akan menggunakan contoh konsisten untuk memperjelas pengertian 3 level tersebut. Untuk memperjelas, kita juga akan menggunakan contoh barang dan contoh servis.
Contoh barang:
Core product dari bantal bisa saja kemampuan untuk tidur nyenyak. Artinya, pelanggan – pelanggan toko bantal tersebut membeli produk mereka (yaitu bantal) karena mereka ingin bisa tidur nyenyak.
Core product tersebut bisa berubah bila seorang pelanggan membeli bantal tersebut karena desain yang digunakan sedang populer dan dia ingin pergi menginap bersama teman – temannya. Di situasi tersebut, core product bantalnya adalah status dan reputasi yang dia akan dapat bila menggunakan bantalnya di depan teman – temannya.
Contoh servis:
Core product dari taksi online adalah kenyamanan. Pelanggan – pelanggan mereka menggunakan produknya karena mereka ingin nyaman; tidak perlu mencari – cari ojek atau taksi, tidak perlu menyetir untuk mencapai tujuan, tidak perlu pergi ke terminal untuk menggunakan bis, dll.
Namun, core product mereka bisa berubah bila ada pelanggan yang menggunakan produk mereka karena tidak mempunyai akses ke mobil atau transportasi umum lainnya. Bagi orang itu, core product taksi online adalah transportasi; pelanggan tersebut tidak ingin menggunakan taksi online karena lebih mudah, mereka menggunakannya karena mereka tidak memiliki alternatif lainnya.
Karena pembahasan 3 level produk cukup rumit (apalagi di level pertamanya), topik ini akan dibagi menjadi 2 artikel. Di artikel selanjutnya, kita akan membicarakan 2 level lainnya, dan juga mengapa pengertian 3 level produk adalah sesuatu yang penting.
Source untuk artikel ini:
https://en.wikipedia.org/wiki/Core_product
https :marketing-insider.eu/three-levels-of-product
www.marketingteacher.com/three-levels-of-a-product