Ekspor Indonesia pada Januari 2020 tercatat 13,63 miliar dolar AS. Sempat naik pada Februari-Maret menjadi 14 miliar. Lalu turun lagi di bulan-bulan berikutnya dan bahkan terus memburuk selama pandemi Covid-19.
Gara-gara hasil tersebut, surplus 2,09 miliar dolar AS bukan kabar menggembirakan. Faktor lain disebabkan oleh potensi industri di luar negeri yang masih memiliki stok usai aktivitas berhenti. Selain itu adanya aktivitas ekonomi di negara tujuan masih rendah, baik produksi maupun konsumsi.
Namun bagi UMKM sebagai penyumbang lapangan pekerjaan terbesar di Indonesia, kesempatan ini menjadi langkah baik untuk penerapan strategi dan peningkatan kualitas. Sekaligus peluang bagi UMKM di Indonesia untuk bisa memperluas jaringan penjualan hingga mancanegara.
“Dari kami Kementerian Perdagangan mendorong UMKM untuk bisa ekspor. Ekspor itu penting, kami menyadari upaya dalam pemulihan ekonomi nasional sekarang ini adalah dengan membangkitkan dan memperkuat UMKM Indonesia. Salah satu caranya adalah mendorong mereka supaya bisa mengakses pasar ekspor,” jelas Staf Khusus Menteri Perdagangan, Alexander Yahya Datuk dalam keterangannya, Selasa (8/12/2020).
Jadi 99% usaha di Indonesia di kuasai oleh UMKM. Tapi pastinya UMKM tidak bisa secara mandiri mempunyai kemampuan untuk ekspor. Sekalipun barang barang yang diproduksi itu sebenarnya kualifikasinya bisa menembus pasar ekspor.
Oleh karena itu, fasilitasi ekspor yang diberikan pemerintah saat ini menjadi sangat penting. Dimana fasilitas akses dan informasi bagi buyer di luar negeri itu sudah sangat membantu UMKM untuk start awal. Selain itu pemerintah juga memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM untuk dapat meningkatkan desain, kemasan sampai olahan produk mereka.
Tambah Pak Alexander kemudian, “Harapannya bisa menjadi juara ekspor dan semakin banyak UKM Indonesia yang bisa mengakses pasar ekspor yang bernilai tambah. Sehingga bisa berkembang. Dengan begitu ekonomi kita akan kuat.”
Catatan Ekspor 133 Perusahaan dan UMKM
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk mencapai lompatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Apalagi UMKM saat ini telah diakui oleh para ekonom dunia sebagai alternatif baru untuk memberikan pemerataan ekonomi kepada masyarakat.
Terkait dengan kinerja ekspor, pemerintah melalui kementerian perdagangan mencatat ada 133 perusahaan dengan kategori usaha kecil dan menengah (UKM) yang sukses melakukan ekspor dan berhasil menembus pasar global dengan keseluruhan nilai mencapai US$ 12,29 juta atau setara Rp 178,15 miliar.
Total 133 perusahaan tersebut terdiri dari 79 perusahaan non UKM dan 54 perusahaan kategori UKM dengan total US$ 1,64 miliar atau setara Rp 23,75 triliun. Uniknya lagi, dari 79 perusahaan non UKM, ada satu perusahaan yang berhasil melakukan ekspor perdananya dengan produk cerutu senilai US$ 86.400 atau setara Rp 1,25 miliar ke pasar Jepang.
Tujuan negara ekspor dari produk-produk tersebut, antara lain Amerika, Australia, Eropa (Jerman, Belanda, Rusia, Inggris, Spanyol), Asia (Tiongkok, Jepang, India, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Filipina, Srilanka, Bangladesh, Pakistan), dan Amerika Latin (Chile, Meksiko, Kanada, Brazil).
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menyampaikan ada 7 perusahaan dan 7 produk baru yang diekspor ke lebih dari 60 negara. Produk yang diekspor diantaranya produk makanan olahan dan produk diversifikasi, serperti eceng gondok, pelepah pisang dan limbah kayu yang diubah menjadi komoditas dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
7 perusahaan tersebut antara lain PT Bumi Pangan Utama dari Banten, PT Mukura Dashdot dari Banten, PT Makmur Jawa Sejahtera dari Propinsi Bali. Kemudian ada PT Kewalram dari propinsi Jawa Barat, PT Tri Sinar Purnama dari Jawa Tengah, PT Sorini Agro Asia dan PT Mega Suryamas dari propinsi Jawa Timur.
Presiden Joko Widodo yang menyaksikan pelepasan ekspor secara virtual dari istana Bogor mengatakan Pemerintah pusat dan daerah tidak mempersulit regulasi, serta memangkas birokrasi untuk usaha eksportir yang berbelit-belit.
Secara serentak, pelepasan terpusat di Lamongan, Jawa Timur dan dilepas secara virtual oleh Presiden Joko Widodo dari istana Bogor. Selain di Lamongan, produk ekspor yang ikut dilepas serentak ada di Boyolal Jawa Tengah, Sunter DKI Jakarta, dan sejumlah kota lainnya.