Berawal dari tradisi atas pelestarian budaya Indonesia, kedewasaan dalam berkarya adalah hal yang paling hakiki guna menciptakan karya-karya yang penuh dengan detail dan keindahan.
Aneka kecerahan warna dari bahan terpilih telah Behaestex persembahkan selama 66 tahun lebih kepada masyarakat dalam ragam bentuk produk. Melalui tangan-tangan para seniman tenun, mereka mengekspresikan produk-produk BHS dengan sepenuh hati. Pengawasan hasil produksi dilakukan secara teliti dan seksama untuk menjaga kepuasan pelanggan
Kejelian, ketelitian, dan ketekunan menjadi rumus utama dalam merancang setiap desain. Tangan-tangan terampil dan cekatan dari para pekerja BHS tak hanya menghasilkan produk berkualitas. Dari tangan-tangan terampil juga lahir lah rajutan indah yang tertenun dalam produk-produk master piece BHS semenjak tahun 1953 silam.
Momentum pameran merupakan suatu challenge yang luar biasa bagus untuk mengenalkan warisan budaya bangsa, khususnya kepada kaum muda milenial. Oleh sebab itu pada tiap pameran, selain mendapatkan edukasi, pengunjung juga dapat melihat langsung proses produksi kain tenun berbasiskan mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Nah perangkat nilai ini menjadi salah satu warisan bangsa yang sudah sejak awal menjadi komitmen mereka untuk terus dilestarikan.
Masing-masing motif dalam tenun memiliki makna dan filosofi yang menggambarkan kekayaan budaya nusantara. Fenomena yang hingga hari ini dengan meluasnya penggunaan kain tenun sebagai pakaian keseharian, menjadikan kain tenun lebih merakyat dan masyarakat bangga mengenakannya.
Yang menariknya lagi, karya BHS berawal dari keinginan untuk memproklamirkan pilihan penggunaan kain di Indonesia sebagai pelengkap pakaian formal. Hingga pada waktunya, sarung BHS mengintegrasikan produknya ke dalam 5 pilihan terbaik. Yaitu: kelas Masterpiece, Signature, Royal, Excellent dan Classic.
“Dari kelima kelas ini, terbagi lagi dalam proses teknik pembuatannya. Ada yang menggunakan teknik tenun alat tenun bukan mesin (ATBM) dan ada yang ditenun dengan perpaduan seni dan teknologi modern,” jelas Direktur Marketing PT Behaestex, Haikal Bahasuan, Kamis (1/10/2020).
Untuk produk kelas Masterpiece, Signature dan Royal, sambung Haikal, proses pembuatannya ditenun dengan menggunakan ATBM. Karakteristik ukiran sarung dihasilkan dari kombinasi bahan premium cotton mercerized, serta tumpal letter BHS mendatar melalui rajutan benang songketan. Proses ini kemudian menghasilkan motif semakin terlihat elegan dan eksklusif berkat warna-warna yang solid dan istimewa.
Papar Haikal kemudian, “Beberapa kelas produk Sarung BHS ini menentukan perbedaan harga hingga tingkat kerumitan motifnya. Waktu produksinya antara satu hingga dua bulan, tergantung tingkat kerumitan motifnya.”
Namun desain motif yang rumit mempunyai daya tarik seninya tersendiri dan menambah nilai dari sarung tersebut. Untuk sarung BHS yang ditenun dengan karya seni dan perpaduan mesin teknologi moderen adalah sarung BHS kelas excellent dan classic.
Beda kelas tentu beda pula perawatannya. Tapi umumnya perawatan sarung BHS tergolong mudah. User cukup mencuci melalui proses dry clean, maka dijamin proses tersebut tidak akan merusak kualitas bahan sarung.
Itu berarti modernisasi proses produksi telah BHS rintis sejak lama untuk menghadapi percepatan tuntutan permintaan pasar. Manajemen produksi yang terintegrasi dinyatakan sebagai pondasi utama untuk mengembangkan beragam hasil produksi yang makin bervariasi.
Dedikasi BHS di industri baju muslim pun tak diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah mereka raih. Jalur-jalur distribusi semakin berkembang dan membawa produk-produk BEHAESTEX ke pasar perdagangan nasional hingga internasional bersama filosofi tradisi, prestasi dan reputasi.