Enggak hanya cantik, hasil karyanya memberikan prespektif khusus guna melindungi perkembangan masyarakat dan ekologi. Jadi bisa anda bayangkan, sesuatu yang cantik, lembut dan lucu dengan ragam corak warna-warninya, nyatanya bisa membuahkan suatu protection bagi ragam segi kehidupan.
Contohnya seperti media problematika yang dihadapi oleh anak-anak di Tangerang. Saat itu mbak Mira Hoeng masih bekerja di Walt Disney, lalu kebetulan pada tahun 2015 diajak oleh teman-teman sekerja untuk menolong anak-anak di desa Curug. Yang terlihat disana, mereka tidak punya kelas ruang gambar yang memadai. Jadi mereka cuma punya 1 set crayon yang dipakai oleh 70 murid.
Solusinya saat itu, ia merelakan gaji nya sebesar 1.800 dollar Singapura per bulan untuk mereboisasi konsep empowering the childrens. Sekaligus menunjukkan pada anak-anak tersebut, walaupun mereka punya segitu banyak hambatan dan keterbatasan, mereka ternyata bisa loh berbuat sesuatu untuk menolong sesama.
Jadi gambar-gambar yang telah dibuat oleh anak-anak di Tangerang tersebut diolah kembali. Mbak Mira Hoeng melakukan re-design ulang yang nantinya disematkan sebagai motif hiasan pada 2 ragam jenis perlengkapan tas wanita. Range harga pouch-nya kisaran 70 ribu rupiah, kalau tasnya di angka Rp. 100 ribu.
Keindahan Lainnya ….
Melukis dengan hati dan merajut hati anak-anak negeri adalah solusi yang diberikan Miwa Pattern. Sebuah sosial brand yang dikenal publik sejak 4 tahun silam. Mira Hoeng sang founder mengajak anak-anak dari daerah tertinggal berekspresi lewat seni.
Iya memang, kekuatan brand Miwa itu dari ceritanya. Dan timefully, para pelanggan udah recognize kalau inspirasi desain Miwa memiliki konsep dan karakter yang pasti. Berisi tentang warna yang vibran (berani), tapi indah. Selayaknya sebuah aroma bijak dari Dalai Lama yang begitu ia favoritkan, bunyinya: “The Purpose of our existance in this world is to help others.”
Lebih manisnya lagi, semua motif di Miwa Pattern itu tidak ada yang digambar sebelumnya. Semua itu langsung di apresiasikan dan mengalir begitu saja. Tidak pernah menggunakan sketsa, karena menurutnya menggambar itu adalah kerjaan hati. Yang ia lakukan selanjutnya kerap bersyukur sebelum menggambar. Berdo’a semoga karya-nya bisa jadi berkah atau kebahagiaan atau sumber sesuatu yang positif bagi khalayak pemerhati.
Tiga tahun bekerja pada kantor di Singapura, tahun keempat Mira berkarir di Walt Disney Indonesia di Jakarta. Hingga finally lahirlah Majima pada Juni 2016 (nama sebelumnya Miwa). Karena salah satu fokus kinerja Miwa dalam bidang sosial adalah women empowerment. Nah, konklusi itulah yang menjemput suatu kolaborasi apik antara Miwa dengan Bumi Langit bersama karakter dongeng Sri Asih.
Bumi Langit sebagai startup bercita-cita mengembalikan cerita komik, Sri Asih ke ranah nasional melalui penerbitan buku dan film. Tapi mereka memiliki kendala yang cukup banyak guna remastering komik-komik lama yang pernah ada di Indonesia. Hal yang dikarenakan oleh artwork asli terdahulu tak terdokumentasi dengan baik. Jadi kalau mau dicetak ulang lagi, ya enggak bisa. Untuk itu, Bumi Langit meminta mbak Mira Hoeng melakukan scan dari komik-komik jadul, dibersihkan kembali, hingga melakukan kegiatan melukis agar dapat tercetak ulang.
Instagram: https://www.instagram.com/miwapattern/
Facebook: https://www.facebook.com/miwapattern/